Jumat, 29 Januari 2010

Analisa Marketing Strategy Brand Djarum Black

Area riset dilakkukan di Jatinangor


Abstrak
Setidaknya sebelum kita melakuka analisa pasar terkait dengan transaksi penjualan dari sebuah produk brand,ada beberapa hal penting sebagai kiblat dari riset yang akan kita lakukan.Pertama kita harus menganalisa pelanggan sebagai target strategis, ini penting untuk mengetahui demand dan supply. Untuk menganalisa kebutuhan dan ketersediaan tersebut akan berimbas pada skema analisa pasar baik itu regional maupun sentral.Analisa ini juga harus didukung dengan memadainya data dari sebuah kompetisi eksternal dan diri kita sendiri tentunya. Peta persaingan ini sangat berguna bagi keberlangsungan apakah strategy pemasaran yang kita lakukan memiliki kelayakan untuk dilanjutkan atau memilih untuk mengubah keputusan kearah yang lebih ideal.Link dan koneksi juga memegang peranan yang penting untuk mendukung performa distribusi. Banyak perusahaan besar yang terpaksa colaps karena tidak membangun system jaringan dibawahnya.Sebaliknya,industry kecil menengah yang berbasis koneksi tahan terhadap kondisi ekonomi global.
Perkembangan ekonomi global saat ini mempengaruhi cara, prilaku dan karakter orang dalam mendevelop industry mereka Di era seperti saat ini ,semua kondisi bersifat mix situasional dan seasonal yang sudah barang tentu mempengaruhi perkembangan strategi ,salah satunya pemasaran.Selain itu juga menuntut setiap orang untuk terus berkreasi dan berinovasi termasuk dalam pengembangan strategy. Dalam kondisi ketidakpastian, mengharuskan kita untuk mengevaluasi dari perkembangan tren ekonomi yang bersifat
fluktuatif.Evaluasi ini kita lakukan baik itu secara internal maupun eksternal sebagai implementasi dari review dari strategy yang telah kita desain.
Lalu bagaimana dengan Analisa Strategi Pemasaran?
Analisa yang saya lakukan yakni pada periode desember dan januari di kawasan pendidikan yakni Jatinangor dengan responden dari tiga institusi pendidikan ,yakni
UNPAD,IPDN dan IKOPIN. Selain itu,saya melakukan beberapa survey dengan responden penduduk di wilayah Jatinangor. Metode yang saya gunakan berdasarkan proyeksi dari sekelumit ilmu statistic,kuisioner, observasi langsung dan review.

Jika kita lihat dari pola grafik , periode hari ke-5 samapi ke-13 terlihat bahwa tidak ada “trend” atau arah grafik yang menaik atau menurun pada; memenag ada data yang menaik,namun kemudian diikuti oleh data yang menurun. Sekilas daapat dikatakan grafik bersifat statisoner dan tidak ada auto korelasi yang nyata.Namun untuk lebih pasti,kita lihat uji auto korelasinya. Namun pada grafik penjualan hari ke-14 sampai ke-20 mengalami “trend” yang cukup signifikan.

Pada Uji Auto Korelasi terlihat ada 1 angka korelasi melewati garis merah,yang menandakan ada autokorelasi,karena korelasi antara data awal dengan data lag-1 masih tinggi. Angka CORR1 untuk lag 1,lag 2 dan seterusnya menunjukan penurunan yang bertahap,yang merupakan cirri adanya trend pada data.Angka Ljung-Box yang tinggi mendukung adanya trend,karena terjadi auto korelasi data.Karena ada trend,dan forecasting SALES pada kasus ini mensyaratkan data harus stasioner, pada data dapat dilakukan proses differencing.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar